Mengelola Kinerja dan KPI Korporat

Agar bisa tetap eksis di tengah ketatnya persaingan bisnis, maka perusahaan harus melakukan evaluasi secara berkesinambungan terhadap kinerja perusahaan yang selama ini dijalankan.

Evaluasi menjadi umpan balik bagi perusahaan dalam melakukan perbaikan internal. Dari evaluasi tersebut diharapkan kinerja perusahaan akan mengalami perbaikan dan peningkatan. Dengan demikian, kinerja perusahaan akhirnya bisa maksimal sebagaimana yang diharapkan.

Biasanya sebuah perusahaan akan memperbaiki kinerjanya dengan cara melakukan restrukturisasi. Restrukturisasi umumnya mencakup perubahaan rancangan strategi, manajemen, komposisi team work, penggunaan teknologi baru, melakukan akuisisi, menjual aset atau bagian perusahaan yang dinilai tidak lagi diperlukan.

Jika sebuah perusahaan menjalankan strategi restrukturisasi dalam memaksimalkan kinerjanya, maka perusahaan tersebut harus menyiapkan tim yang handal dan visioner sehingga benar-benar matang dalam setiap keputusan yang diambil.

Selain restrukturisasi, langkah penting yang harus diambil adalah menciptakan iklim kerja yang kondusif. Hal ini bisa diwujudkan melalui langkah-langkah berikut ini:

(1) Spesifikasi pekerjaan. Meliputi informasi yang lengkap dan prosedur pelaksanaannya. Hal ini bisa dilakukan dengan memanajemen job description yang baik serta penempatan staf sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.

(2) Sumber informasi yang akurat dan konsisten. Perusahaan harus memverifikasi setiap informasi yang didapatkan sehingga terjamin keakuratan dan konsistensinya. Informasi yang akurat dan konsisten bisa didapatkan melalui monitoring yang berkesinambungan. Bila informasi yang didapatkan di lapangan terjamin konsistensi dan keakuratannya, maka laporan yang dibuatpun bisa dijamin keakuratannya. Sehingga segala keputusan dan kebijakan yang diambil bisa tepat sasaran karena ditunjang oleh data-data yang relevan.

(3) Umpan balik yang tepat waktu. Hasil evaluasi merupakan umpan balik bagi perusahaan dan karyawan. Oleh karena itu tim evaluasi harus segera memberikan umpan balik tersebut secepat mungkin sehingga semua pihak bisa segera mengetahui kekurangan dan potensi yang dimilikinya selama ini serta bisa secepatnya melakukan perbaikan.

(4) Menjalin komunikasi yang efektif antara atasan dengan karyawan. Seorang atasan harus bisa menjelaskan prosedur kerja sebaik mungkin kepada karyawannya sehingga semua prosedur kerja bisa dilaksanakan sesuai arahan. Bila atasan tidak mampu memberikan penjelasan dengan baik, maka kemungkinan besar akan terjadi miskomunikasi. Dan hal ini bisa berakibat fatal. Target kerja tidak akan tercapai bahkan berpotensi menimbulkan konflik. Demikian pula dengan karyawan.

Ia dituntut mampu menyalurkan aspirasi dan ide-idenya kepada atasannya. Jelasnya, komunikasi efektif memang membutuhkan keterbukaan dan rasa saling percaya.

(5) Komitmen dan kerja sama
Mempersembahkan prestasi yang terbaik harus menjadi komitmen bersama. Dan hal ini tidak bisa dikerjakan secara individual. Sebab, perusahaan merupakan sebuah team work besar. Semua elemen yang ada di dalamnya saling mendukung dan saling melengkapi. Kerja sama yang sehat akan tercipta jika disertai dengan penilaian yang obyektif dan diiringi penghargaan berupa reward and punishment.