Untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia, maka diperlukan adanya manajemen SDM aparatur yang baik. Hal ini berlaku secara menyeluruh dan mempunyai indikator penilaian yang berbeda.
Jika dipahami lebih jauh, aparatur negara ini terbagi menjadi dua yaitu ASN (Aparatur Sipil Negara) dan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).
Kedua jabatan ini mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan dan kemajuan suatu negara. Dengan demikian, proses rekrutmen yang dilakukan haruslah selektif.
Hal ini bertujuan agar suatu pekerjaan benar-benar dilakukan oleh mereka yang kompeten dan profesional di bidangnya. Selain itu, proses awal tersebut juga akan memudahkan pengelolaan SDM aparatur kedepannya.
Kendala yang Bisa Terjadi dalam Manajemen SDM Aparatur
Untuk meningkatkan produktivitas perangkat negara, terlebih dahulu perlu menyelesaikan kendala dan masalah yang ada. Berikut ini beberapa hal yang bisa menghambat efektivitas manajemen SDM aparatur:
1. Degradasi Moral dan Perilaku
Perilaku bisa berpengaruh secara tidak langsung terhadap kualitas dari SDM. Seorang aparatur dilatih untuk mempunyai sikap yang baik dan tidak menyombongkan diri atas jabatan yang dimiliki.
Tentu sangat merepotkan apabila seorang aparatur cerdas dalam pekerjaan namun perilaku mereka tidak mencerminkan seorang perangkat negara.
2. Kegagalan dalam Transparansi dan Akuntabilitas
Selanjutnya, masalah lainnya yang bisa terabaikan dengan mudah yaitu mengenai bagaimana mereka bersikap transparan terhadap tanggung jawab dan kewajibannya.
Salah satu contoh kasusnya adalah kecurangan terhadap absensi. Tercatat di data hadir, padahal dalam kenyataannya tidak ada di kantor. Persoalan ini bukanlah sesuatu yang sepele, ini menunjukkan bahwa telah ditemukan kegagalan dalam transparansi dan kedisiplinan.
Secara spesifik, seorang aparatur sudah semestinya mampu memperhatikan akuntabilitas, ini menjadi kunci untuk menghindari masalah hukum.
Setiap tindakan dan keputusan haruslah dipertimbangkan dengan matang dan tidak mengabaikan tanggung jawab.
3. Korupsi dan Gratifikasi
Persoalan ketiga yang tidak kalah berbahaya terhadap adalah korupsi dan gratifikasi. Persoalan ini sudah sering terdengar di berita nasional, bukan hal yang baru tapi dampaknya sangat buruk bisa merugikan negara sekaligus membuktikan bahwa ada ketidakberesan manajemen.
Ada banyak hal yang perlu dibenahi untuk mengatasi kasus seperti ini mulai dari perbaikan moral, mengikuti diklat khusus, menerapkan sistem anti penyuapan, dan sebagainya.
Tujuan dalam Peningkatan dan Evaluasi Manajemen SDM Aparatur
ASN bekerja untuk perkembangan dan kemajuan negara, dengan melakukan perbaikan terhadap sistem manajemen yang ada maka produktivitas dan kepatuhan mereka akan meningkat.
Risiko dan masalah yang sudah dijelaskan di atas juga dapat diminimalisir lebih baik lagi. Meskipun tetap bukan hal yang mudah, setidaknya ini adalah upaya yang realistis untuk dicoba.
Apabila evaluasi manajemen SDM aparatur ini dapat terlaksana, maka ini bisa memberikan keuntungan bagi banyak pihak. Pertama, tugas dan pekerjaan yang ada bisa terselesaikan dengan baik sesuai dengan indikator penilaian yang ada.
Selain itu, masyarakat juga merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh ASN. Dengan demikian, mereka telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan apa yang sudah diterapkan oleh perundang-undangan.
Jangan sampai ada lagi berita ASN makan gaji buta, ini merugikan negara dan juga bisa menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap perangkat negara.
Setiap pihak semestinya perlu berkontribusi untuk mewujudkan tata kelola manajemen SDM. Tanpa adanya kerja sama dari setiap pihak yang ada, maka rasanya akan sulit untuk mencapai kepatuhan dan performa kinerja yang bagus pada ASN.
Baca juga: Kunci Sukses Implementasi Manajemen Kinerja dengan Bantuan Konsultan Ahli
Upaya Pengembangan SDM Aparatur Melalui Pelatihan dan Arahan
Kepatuhan tidak bisa muncul dengan sendirinya, perlu adanya upaya untuk memperbaiki kekurangan serta mengembangkan kualitas SDM di lingkup perangkat negara.
Oleh karena itu, di sini kami ingin memberikan solusi untuk menjadi konsultan manajemen SDM aparatur. Tersedia layanan konsultasi dan training untuk mendukung upaya perbaikan dan pengembangan SDM.
Arahan intensif akan dipimpin langsung oleh beliau, Yodhia Antariksa, Msc in HR Management yang telah berpengalaman menjadi konsultan untuk Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Selain itu, beliau juga pernah menjadi konsultan manajemen SDM serta memimpin jalannya pelaksanaan training untuk beberapa perusahaan BUMN seperti PT Pertamina (Persero), PLN, Angkasa Pura II, dan sebagainya.
Untuk informasi mengenai training dan penyediaan jasa konsultan manajemen, Anda bisa menghubungi kami melalui kontak yang telah tersedia di website ini.