Contoh KPI – Key Performance Indicators untuk Bidang HR

Key Performance Indicators atau sering disebut sebagai KPI merupakan daftar tolok ukur yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan kinerja individu atau suatu departemen/bagian. KPI haruslah bersifat terukur (measurable). Kalau tidak terukur namanya bukan KPI. “Melakukan proses pelatihan karyawan” bukanlah KPI sebab tidak dapat diukur. Jika ingin dijadikan menjadi KPI, maka kalimat itu bisa diubah menjadi : “Jumlah program pelatihan yang dilakukan dalam satu tahun” atau bisa juga menjadi “Jumlah jam pelatihan per karyawan per tahun”. Dua contoh ini bisa diukur dan bisa dikuantifikasikan.

KPI juga berbeda dengan target. KPI merupakan sebuah kalimat netral yang hanya mengindikasikan tolok ukur yang akan digunakan sebagai acuan evaluasi. Sementara target adalah angka yang ingin diraih. Mengacu pada contoh diatas, maka KPInya adalah : jumlah program pelatihan yang dilakukan dalam setahun. Kemudian angka targetnya adalah 12 kali.

Berikut adalah daftar KPI yang sering digunakan untuk mengukur kinerja departemen SDM :

1. Jumlah sales revenue per karyawan (baik karyawan permanen ataupun kontrak). Digunakan untuk mengukur produktivitas karyawan.
2. Jumlah profit per karyawan (baik karyawan permanen ataupun kontrak). Digunakan untuk mengukur produktivitas karyawan.
3. Jumlah biaya pegawai sebagai persentase dari total biaya operasi
4. Persentase karyawan yang melakukan proses developmental coaching pasca kegiatan pelatihan
5. Jumlah on the job training yang diselenggarakan dalam kurun waktu tertentu
6. Jumlah modul pelatihan yang diselesaikan
7. Persentase karyawan yang telah menyusun Rencana Pengembangan Individual sesuai dengan pedoman
8. Persentase usulan manajemen yang disepakati dalam perumusan KKB
9. Frekuensi keluhan karyawan terhadap pelayanan yang diberikan oleh departemen HRD
10. GETO atau Good Employee Turn Over atau jumlah “karyawan yang berkinerja baik” yang keluar dalam setahun. Jika yang keluar karyawan yang memble kinerjanya ya tidak apa-apa, malah justru lebih baik.
11. Rata-rata level kompetensi karyawan (dilakukan melalui proses asessmen kompetensi)
12. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses rekrutmen guna mengisi posisi yang kosong (vacant)
13. Indeks kepuasan karyawan (employee satisfaction level)
14. Jumlah jam pelatihan per karyawan per tahun
15. Return on Investment Kegiatan Pelatihan