Mengembangkan Sistem Performance Appraisal yang Efektif

Performance appraisal (penilaian performa) merupakan rutinitas yang dijalankan oleh sebuah perusahaan untuk mengevaluasi performa kinerja karyawannya. Dengan adanya performance appraisal ini, sebuah perusahaan bisa mencapai targetnya dengan lebih terarah. Agar performance appraisal bisa dijadikan sebagai rujukan, maka pelaksanaannya pun harus menjaga obyektifitasnya.

Sebab, performance appraisal pada dasarnya merupakan suatu kegiatan untuk memetakan potensi sumber daya manusia yang ada dalam suatu perusahaan. Sehingga pelaksanaannya harus mencerminkan kondisi riil yang terjadi di lapangan. Bila tidak demikian, akibatnya bisa fatal.

Hasil dari performance appraisal tidak bisa dijadikan rujukan bahkan tidak mampu memberikan kontribusi apa-apa bagi kemajuan sebuah perusahaan. Bahkan cenderung merugikan sejumlah pihak yang ada di dalamnya. Entah itu perusahaan, atasan ataupun karyawan.

Agar performance appraisal bisa memberikan umpan balik yang akurat dan relevan, Anda harus memahami terlebih dulu poin-poin penting penilaian yang terdapat di dalam performance appraisal. Antara lain meliputi:

(1) Kompetensi karyawan
Jenis kompetensi yang hendak dinilai bisa jadi berbeda pada masing-masing perusahaan. Jelasnya, pasti harus sejalan dengan visi dan misi yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan. Secara umum, kompetensi karyawan mencakup team work, kemampuan berkomunikasi, memecahkan permasalahan, perencanaan dan pengorganisasian.

Setelah jenis kompetensi telah didefinisikan, langkah selanjutnya adalah memberikan skala penilaian. Misalnya skala 1 untuk kategori buruk, 2 sedang, dan seterusnya. Pemberian skala ini hendaknya juga dilengkapi dengan deskripsi keadaan riil di lapangan sehingga bisa membantu menjelaskan kondisi yang sebenarnya sedang terjadi.

(2) Performance (kinerja)

Kinerja karyawan selanjutnya juga dipetakan dan ditindaklanjuti dengan Key Performance Indicators.

Adapun metode yang sering digunakan dalam performance appraisal antara lain: (a) Metode rating, yakni dengan menggunakan skala, baik diskrit maupun kontinyu; (b) Metode critical insident, berisi tentang catatan kejadian yang dilakukan oleh karyawan beserta tanggal kejadiannya. Baik itu mencakup hal-hal yang positif maupun negatif; (c) Metode ranking, karyawan akan dirangking berdasarkan performanya. Dari yang terburuk hingga yang terbaik; (d) Metode perbandingan, setiap karyawan dibandingkan dengan masing-masing karyawan lainnya.

Dengan adanya performance appraisal maka perusahaan bisa menilai performa masing-masing karyawannya serta sejauh mana variasi yang terdapat di dalamnya. Sejumlah keuntungan yang bisa didapatkan dari penerapan performance appraisal antara lain sebagai berikut:

(1) Mendorong setiap karyawan bisa berprestasi lebih baik.
(2) Perusahaan mengetahui potensi yang dimiliki masing-masing karyawan.
(3) Adanya penghargaan terhadap karyawan yang memiliki prestasi bagus.
(4) Memberikan kesempatan untuk melakukan verifikasi terhadap data yang digunakan dalam performance appraisal.

Namun demikian, performance appraisal juga bisa memberikan sejumlah kerugian. Antara lain meliputi:

(1) Menimbulkan beban moral bagi karyawan yang performanya buruk. Bahkan mereka bisa patah semangat dan akhirnya memutuskan mengundurkan diri.
(2) Bisa memicu terjadinya protes bila dinilai prosedur penilaian tidak berjalan secara obyektif.
(3) Menciptakan iklim kerja yang tidak kondusif akibat adanya gab antar karyawan.

Performance Appraisal – Penilaian Kinerja Karyawan