Metode Asesmen Kompetensi SDM yang Lazim Dipraktekkan

Dalam dunia kerja semua orang yang hendak melamar pekerjaan atau naik jabatan selalu dites dengan asesmen kompetensi sumber daya manusia. Pengadaan asesmen diharapkan dapat mengetahui kompetensi nyata yang dimiliki seseorang. Bahkan juga terdapat keterkaitan dengan cocok atau tidak menangani bidang dalam dunia kantor. Cara melakukan asesmen kompetensi SDM dan informasi lainnya dapat Anda simak berikut.

Perkembangan Metode Asesmen

Proses asesmen kompetensi sering berupa asesmen center. Pengertian asesmen center sendiri adalah metode sistematis yang dibuat dalam rangka pengukuran dan penilaian kompetensi suatu SDM. Apabila SDM yang direkrut semakin berkualitas maka akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan suatu perusahaan.

Jauh sebelum lazim dipakai di dalam merekrut karyawan, asesmen center pertama kali muncul di bidang militer. Pada zaman Jerman berperang di Perang Dunia I, asesmen center dipakai untuk seleksi pegawai pemerintah.

Metode tersebut digunakan juga di Amerika serikat untuk merekrut calon pegawai yang tepat dalam rangka melangsungkan tugas sebagai mata-mata. Asesmen center berguna untuk memperlihatkan kemampuan para kandidat dibandingkan kandidat lainnya.

Hanya kandidat berkemampuan sesuai standar yang akan diterima dan dimungkinkan dapat memberikan kinerja unggul. Kini dalam dunia modern, asesmen center digunakan untuk merekrut karyawan. Setiap kandidat yang melamar pekerjaan wajib melalui asesmen center. Dalam asesmen center sendiri akan memuat bermacam-macam tes yang informasinya dapat Anda simak di poin berikutnya.

Beberapa Metode Asesmen Kompetensi SDM

Jenis tes asesmen sendiri ada banyak metodenya. Anda yang hendak bekerja sebagai HRD perlu memahami apa saja jenisnya. Beberapa jenis metodenya dapat langsung di simak berikut.

Tes Psikometri

Salah satu ujian yang harus dihadapi oleh karyawan yang mau naik jabatan dan calon karyawan adalah tes psikometri. Tes tersebut berfungsi untuk menilai kemampuan kognitif. Banyak jenis soal yang ada di dalam tes psikometri, seperti statistika dan validasi. Tiga aspek yang selalu ada dalam tes psikometri, seperti penalaran angka, abstraksi, dan verbal.

Tes psikometri sendiri juga banyak dipakai untuk mengukur kemampuan seorang siswa yang hendak melanjutkan jenjang pendidikan di perguruan tinggi. Pastikan Anda yang hendak melamar kerja atau naik jabatan untuk semakin sering belajar melatih kemampuan berpikir kognitif.

Tes Exercise

Metode selanjutnya yang banyak diterapkan dalam dunia asesmen adalah exercise. Di dalam tesnya menyajikan suatu penilaian dari kinerja seseorang. Terdapat banyak pertanyaan yang menyingkap karakter seseorang dalam menghadapi suatu hal.

Karakter seseorang akan berhubungan erat dalam suatu posisi terutama yang memiliki beban kerja banyak tekanan. Dalam tes ini juga mempertanyakan masalah kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri harus bekerja secara individu maupun tim. Jadi hanya orang yang berkemampuan tinggi dan berkarakter baik yang diharapkan bisa masuk ke perusahaan.

Self Preference

Cara melakukan asesmen kompetensi SDM yang berikutnya yakni Self Preference. Cara ini akan menyingkap lebih jauh mengenai karakter dan kebiasaan seseorang. Pada metode ini akan mengetahui sikap karyawan dalam menghadapi lingkungan pekerjaan yang terkadang tidak sesuai ekspektasi.

Beberapa poin yang dinilai berdasarkan preferensi calon karyawan maupun karyawan akan naik jabatan adalah cara bekerja, sikap selama bekerja, motivasi bekerja, dan karakter. Nilai yang dihasilkan dari tes Self Preference akan banyak berpengaruh dalam hasil tes selanjutnya.

Bagian dari tes Self Preference akan mempengaruhi seorang calon karyawan lolos ke tahapan selanjutnya atau tidak. Tahapan tes Self Preference tidak bisa dianggap enteng karena memang dipakai HRD dalam melihat kecocokan dengan lingkungan kerja di masa mendatang.

Interview

Tahapan terakhir yang banyak diterapkan oleh HRD adalah interview. Dalam sesi ini karakter asli seseorang akan bisa dinilai lebih akurat karena waktu menjawab yang cukup spontan. Pihak HRD yang melakukan seleksi juga bisa menilai langsung dari gerak gerik yang dilakukan oleh kandidat.

Jenis pertanyaan yang diberikan HRD biasanya kritis. HRD akan bisa memahami apakah seseorang memiliki karakter yang malas atau rajin. Bisa juga melihat berdasarkan gerak-gerik apakah informasi yang diberikan selama tes yang menyingkap kepribadian diri adalah jawaban jujur atau yang dibuat-buat.

Rangkaian Alat untuk Melangsungkan Metode Asesmen

Perusahaan satu dengan lainnya menerapkan metode asesmen dengan sistem alat berbeda. Tersedia 4 macam sistem alat untuk melakukan asesmen yakni role playing, analisis kasus, presentasi, dan tes proyektif. Masing-masing dari sistem alat dapat Anda pahami lebih lanjut di bawah ini:

Sistem Role Playing

Simulasi role playing diterapkan sebagai alat untuk membentuk interaksi interpersonal secara spesifik. Diharapkan dengan sistem role playing dapat mendidik para karyawan berperilaku secara signifikan sehingga selalu dimunculkan dalam setiap tes asesmen. Simulasi ini dapat memberikan arahan kepada kandidat untuk menguasai suatu keterampilan maupun sikap guna menyelesaikan suatu permasalahan.

Sistem Analisis Kasus

Analisa kasus juga sering diberikan sebagai alat menilai kemampuan menganalisa seseorang. Pada sistem ini karyawan maupun calon karyawan diharuskan memahami maupun menguasai alur permasalahan dan menjelaskan dari sudut pandang yang berbeda. Kemampuan melihat dari sudut pandang berbeda akan mempengaruhi efektivitas dari pekerjaan.

Sistem Presentasi

Sistem presentasi juga bisa dipakai untuk mengetahui kemampuan menjelaskan calon karyawan dan karyawan akan naik pangkat. Apakah cara menyampaikan yang dilakukannya mampu memberikan dampak positif terhadap lingkungan kerja atau tidak. Dalam sistem ini karyawan diharuskan berkemampuan menjelaskan dengan menarik guna membuat pendengar tertarik terhadap objek yang ditawarkan.

Sistem Tes Proyektif

Tes proyektif banyak diterapkan ketika perusahaan mengharapkan hasil tes yang akurat. Dalam sistem akan menekankan aspek tertentu terhadap pengembangan diri dan kerja efektif. Pemimpin perusahaan akan mampu menilai secara akurat dari karyawannya berdasarkan hasil tes.